Oh, aku tak berkesempatan...
Tak berkesempatan untuk melawat dan merawat dia,
Tak bekesempatan juga untuk bergurau senda dengannya,
Tak berkesempatan untuk membelai dan mengelus2 lembut si dia,
Tak berkesempatan memupuk cinta kasih kami yang sekian lama terjalin.
Merajukkah dia?
Jauh hatikah dia?
Akan termakankah dia pujuk rayu ku?
Akan tersenyumkah dia dgn canda ku?
Akan terluahkah kemaafannya untuk ku ini?
Aku mohon ampun maaf sekali ini.
Masa terasanya tidak cukup di hitung.
Kerja rasanya bagai tidak habis diselesaikan.
Tugas bagai tidak henti membeban.
Namun percayalah,
Di celahan lelah aku mengejar waktu
Di antara sibuk aku bereskan kerja
Masih ada sekelumit ingat, segugus rindu
Yang bergetar dalam jiwa.
Maafkan aku sayang,
Sesungguhnya cinta dan sayang ku tidak pudar,
Walau jasad tidak hadir datang,
Kau tetap dalam hatiku...
Oh, Mimosa Pudica ku...
Tak berkesempatan untuk melawat dan merawat dia,
Tak bekesempatan juga untuk bergurau senda dengannya,
Tak berkesempatan untuk membelai dan mengelus2 lembut si dia,
Tak berkesempatan memupuk cinta kasih kami yang sekian lama terjalin.
Merajukkah dia?
Jauh hatikah dia?
Akan termakankah dia pujuk rayu ku?
Akan tersenyumkah dia dgn canda ku?
Akan terluahkah kemaafannya untuk ku ini?
Aku mohon ampun maaf sekali ini.
Masa terasanya tidak cukup di hitung.
Kerja rasanya bagai tidak habis diselesaikan.
Tugas bagai tidak henti membeban.
Namun percayalah,
Di celahan lelah aku mengejar waktu
Di antara sibuk aku bereskan kerja
Masih ada sekelumit ingat, segugus rindu
Yang bergetar dalam jiwa.
Maafkan aku sayang,
Sesungguhnya cinta dan sayang ku tidak pudar,
Walau jasad tidak hadir datang,
Kau tetap dalam hatiku...
Oh, Mimosa Pudica ku...